■Studio Betsuin
○Sejarah
Studio Tari berada di dalam wilayah Pura. Sejak berdiri pada tahun 1997 hingga 2002, latihan tari dibagi di beberapa lokasi,diantaranya di Pusat Kebudayaan dan di studio-studio lain. Namun sejak sepuluh tahun yang lalu, latihan tari dipusatkan di Betsuin-kaikan yang berada di wilayah Higashi Betsuin aliran Shin-shu Otani.
Tari Bali lahir dari kebudayaan Hindu yang sangat kental di pulau Bali, Indonesia. Hingga saat inipun, Anda bisa melihat dan menemui wanita-wanita Bali yang sedang membuat canan (sesajen tiruan) dengan cekatan dari janur. Selain itu, kalau Anda mencoba pergi ke suatu perayaan di Pura, Anda pasti akan terpukau oleh penari-penari yang sedang menari dengan diiringi suara gamelan yang sangat indah.
Kami orang Jepang, memang bukan penganut agama Hindu, tetapi untuk menghormati tari Bali yang lahir dari budaya Hindu tersebut, maka kami berusaha untuk memahami bagaimana yang seharusnya.Sebagai bagian dari usaha tersebut, kami berkeinginan mencari tempat latihan baru yang memiliki lemiripan suasana dengan Bali, yang kelak dapat dijadikan sebagai pusat aktivitas. Dan akhirnya pada tahun 2001 kami memulai latihan di tempat yang baru, yaitu Higashi-Batsuin.
Betsuin kaikan berada di dalam wilayah Pura, yaitu tempat yang ramai didatangi banyak orang. Sejak dulu aliran Shin-shu Otani menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap kebudayaan Indonesia.
Berawal dari dukungan saat restorasi Borobudur di tahun 1970-an sejumlah sekolah yang berkaitan dengan Universitas Musik Nagoya mendirikan grup Jegog yaitu Sekar Sakura sebagai langkah awal untuk mempromosikan kelompok kesenian Bali, di wilayah Nagoya.
Dan kami memutuskan tempat tersebut cocok sebagai tempat latihan, maka kami mengajukan permohonan peminjaman kelas. Dulu di studio yang sebelummya tidak ada cermin dinding dan lantainya pun bukan kayu. Tetapi tidak ada masalah. Karena di Bali pun untuk menari tidak terpaku pada dua hal tersebut.
Yang terpenting, dalam menari adalah cukup dengan menggerakkan badan saja.
〇Parkir
Disediakan parkir gratis, tetapi karena jumlahnya terbatas, sebisa mungkin genakanlah transportasi umum.
